Sabtu, 12 November 2016

profil pondok pesantren nur el falah

⧭⧬

Image result for nur el falah kubang petir serang


PROFIL YAYASAN PONDOK PESANTREN NUR EL FALAH 

A. Letak Geografis

 

Yayasan Pondok Pesantren Nur el falah terletak di kampung Kubang Desa Kubang Jaya Kecamatan Petir Kabupaten Serang Provinsi Banten. Jarak dari kota Serang 20 Km arah selatan atau di Jl. K.H. Abdul Kabier Km. 2 Kubang Petir Serang. Nama jalan itu diambil dari nama pendiri Pondok Pesantren Nur El Falah yaitu K.H. Abdul Kabier.

B. Sejarah Pendirian

Yayasan Pondok Pesantren Nur El Falah Kubang berawal dari sebuah Pondok Pesantren yang berdiri sejak thun 1943 M, K.H. Abdul Kabier sebagai pendirinya pada saat itu belum memberi nama Nur El Falah. Nama Yayasan Pondok Pesantren Nur El Falah adalah nama terbaru yang terdaftar dengan akte notaris nomor.4 tanggal 6 Nopember 1989. sebelum bernama Nur El Falah pada tahun 1970, bernama Nuril Falah, sebelum bernama Nuril falah Yayasan ini juga pada tahun 1968 bernama Yayasan Pendidikan Islam Ahlussunah Wal Jama\ah pergantian nama-nama tersebut terjadi karena sering salah alamat dalam pengiriman surat karena banyaknya Madrasah yang mempunyai nama sama.

Namun sebenarnya pada awal pendirian pondok ini tidak diberi nama, oleh karena itu disebut Pesantren Kubang saja atau pesantren K.H. Abdul Kabier.

Hal-hal yang melatar belakangi didrikannya Pondok Pesantren karena di Desa Kubang Jaya pada saat itu, belum ada suatu lembaga yang memberi pengajaran agama kepada masyarakat, sehingga pengetahuan keagamaan yang dimiliki masyarakat pada saat itu sangat rendah dan awam, sehingga dapa menimbulkan kemunkaratan.

Masyarakat Desa Kubang Jaya yang saat itu masih menyatu dengan Desa Kadugenep menyambut baik langkah K.H. Abdul Kabier, terutama dengan mengikuti kegiatan keagamaan yang mulai diadakan di PP. Anak-anak mulai disuruh belajar keagamaan bahkan orangtuanyapun ikut mendengarkan saat anak-anak belajar agama. Atas dukungan tersebut perjalanan pendidikan di PP terus berjalan.

Selang enam tahun perjalanan pengajaran agama di PP Nur El Falah , musibah datang menimpa, yaitu PP Nur El Falah dihancurkan leh pemerintahan Kolonial Belanda pada tahun 1984. alasan penghancuran itu adalah bahwa PP dipandang sebagai tempat menghimpun kekuatan bangsa Indonesia untuk melakukan perlawanan kepada pemerintahan Belanda.

Alasan pemerintahan kolonial Belanda yang demikian dipandang oleh pemimpin PP Nur El Falah Kubang sebagai sesuatu yang tidak benar. Karena masyarakat kampung Kubang ( Desa Kubang Jaya ) tergolong orang-orang yang tidak mengerti politik perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada saat itu masyarakat desa umumnya buta huruf, tidak mampu tulis baca huruf, melalui pengajaran di PP barula mulai diperkealkan huruf arab dan cara-cara membacanya. Pada umumnya tulisan, menggunakan huruf Arab, walaupun bahaa yang digunakan adalah Sunda atau Jawa dan Melayu. Sedangkan mengenal huruf latinpun di PP belum dikenalkan pada saat itu.

Kehidupan masyarakat sehari-hari adala bekerja sebagai petani dengan ukuran hidup yang sederhana. Hasil dari usaha tani digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya. Tak terpenuhi dari hasil perolehan sebagai petani saja, sehingga banyak waktu luang itu digunakan untuk berkumpul dengan keluarga.

Kebiasaan itulah yang ikut membantu terlaksananya partisipas masyarakat dalam kegiatan keagamaan yang dilakukan PP Nur El Falah tertama pada saat awal berdiri.

C.Keadaan Masyarakat Sekitar Pondok Pesantren.

Dulu kehidupan masyarakat desa Kubang belum maju, tapi sekarang desa Kubang sudah cukup ramai dan mudah dijangkau terutama dengan menggunakan kendaraan roda empat. Sarana jalan yang sudah baik, penerangan yang sudah masuk serta alat komunikasi yang sudahmemasyarakat.

Ciri kehidupan masyarakat desa masih cukup nampak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. “ kumpul – kumpul “ di warung, dimana antar warga masih dapat dsaling embicarakan segala hal, masih mewarnai kehidupan masyarakat. Mulai dari masalah pertanian, perdagangan sampai masalah politik keagamaan, sering terdengar dalam obrolan mereka. Namun, yang dapat ditangkap dari gejala tersebut adalah bawa interaksi anta warga masyarakat desa masih menunjukkan hubungan yang akrab. Yaitu saling kenal-mengenal dan saling mempedulikan ketika membahas suatu permasalahan.

Hal serupa dapat diketahui dalam kehiduan keagamaan, misalnmnya : saat diadakan pengajian di Masjid atau di rumah penduduk. Setelah selesai pengajian mereka saling tukar pengalaman selagi mengobrol masalah yang lainnya. Kehidupan keagamaaan masyarakat kampung Kubang saat ini dapat dikatakan cukup meningkat, bai secara kwantitatif maupun kwalitatif. Paling tidak dapat diketahui dari julah kelompok pengajian yang ada, bakik ibu-ibu maupun untuk bapak-bapak, remaja dan anak-anak yang hampir di setaip musholla / langgar, masjid dan tngkat rukun warga ( RW ) dapat dijumpai.

Dalam kehidupan politik, masyarakat desa masih kurang peduli. Masalah ini umumnya masyarakat desa tidak peduli kecuali beberapa tokoh yang memang kegiatan politik tujuannya namun itu semua dilakukan ntuk masyarakat juga. Jadi dalam kehidupan politik mengikuti pilihan tkoh panutannya.

Sedangkan dalam kehidupan ekonomi, justru menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Pertanian yang dahulu merupakan sektor andalan, kini hampir tergeser denga nbertani yang tadah hujan, banyak mengalami kerugian, sehingga tidak jarang petani yang tidak mampu mengembalikan kredit yang dipinjam dari Bank. Sehinga dengan melihat masaah yang diatas tadi, akhirnya petani beralih profesi ke sektor perdagangan, karena didukung transfortasi dan jalan yang sudah memadai.

D.Organisasi Kelembagaan

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa PP ini pernah dihancrkan Belanda, tetapi akhirnya PP ini dibangun kemabali tahun 1950 dalm bentuk Madrasah ( sistem Klasikal ) dan bukan lagi sistem salafi, seperti pada saat pertama kali PP in berdiri. Namun beliau pada saat itu ditugaskan wedana, kemudian diangkat sebagai anggta konstituante dari fraksi Nadotul Ulama ( NU ), waktu itu selama 3 tahun samapai 05 Juli 1959. selanjutnya beliau ditugaskan menteri Agama sebagai pejabat tinggi di Direktorat Urusan Agama di departemen Pusat Jakarta.

Walaupn beliau telah diminta oleh Residen Basarah dan Bupati Ainam untuk tetap menjabat sebagai Wedana, tetapi beliau lebih memilih untuk ditugaskan dan diperbantukan sebagai pendidik di Madrasah Mualimin Kubang Petir dengan dukunga |istri belaiu, yang kemudian menjadi awal dilanjtkannya kembali Pondok Pesantren Nur El Falah hingga saat ini.

Hal ini membuktikan integritas beliau melihat bidang pendidkan pesantren sebagai sarana kebaikan dan alat perjuangan lembmaga Formal yang beliau dirikan seperti :

- Perguraun Menengah Islam, Muallimin 6 tahun didirikan tahun 1950.

- Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Kubang ( 1965 ) yang kemudian menjadi MIS

- Sekolah Tinggi Ushuluddin cabang Jakarta ( 1969 )

Namun, kemudian tahun 1980 jenjang pendidikan ini berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah, tahun 1986 dibuka tingkat SLTP dan SLTA kemudian tahun 2002 didirikanlah perguruan tinggi dengan mengambil nama pendiri PP yaitu STAIKHA ( Sekolah Tinggi Agama Islam K.H. Abdul Kabier ). Kesemuanya itu didasarkan atas pemenuhan kebutuhan masyarakat yang akan pemenuhan pendidikan bagi anak-anaknya.

Kelembagaan yang ada di PP Nur El Falah dikelola leh sbuah badan hukum berbentuk Yayasan “ Nur El Falah “ yang dimulai sejak tanggal 2 Nopember 1968 namanya saat itu adalah yayasan Pendidikan Islam Ahlussunah Wal jamaah Nuril Falah, yangpendirinya terdir dari 12 orang yang antara lain K.H. Abdul Kabier sendiri. Dan pada tanggal 06 Nopember 1989, Yayasan berubah menjadi “ Nur El Falah “ yang tercatat dalam akta Notaris No. 4 Nyonya Machmudah Rijanto, SH. Dimana Ketua Yayasan dipegang oleh : K.H. Ito Athoillah Kabier, BA. Sedang untuk Pondok Pesantrennya sendiri dipimpin oleh K.H. Idy Faridy Hakim, LML.

Organsasi Yayasan Nur El Falah sebgai berikut :

  1. Dewan Penasehat, yang berangotakan 5 Orang

  2. Badan pendiri, beranggotakan 5 orang

  3. badan pengawas bidang pembangunan, bidang keuangan dan pendidikan

  4. badan penelitian dan pengemabnagan hukum, kurikulum, ketenagaan dan promosi sekolah.

  5. pengurus harian terdiri dari Ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, unit pembinaan lembaga-lembaga pendidikan, unti pemeliharaan dan pengadaan eralatan pendidikan dan sarana sekolah, unit sosial, dan unit usaha produksi.

E.Kegiatan Pendidikan

1. Pendidian Sekolah dan Perguruan Tinggi

Pendidikan di PP Nur El Falah dikembangkan sesuai dengan keadaan dan tuntutan masyaakat, sehingga di PP ini terdapat jenjang pendidikan dari MI, MTs, SMP, MA, SMA, SMK sampai Perguruan Tinggi. Namun SLTP dan SMA di PP ini diguanakn kurikulm Depdiknas dan Depag ( Perpaduan, agar anak dapat dibekali dengan nilai-nilai religius sehingga menjadi anak yang kita harapkan.)

2. Pendidkan luar sekolah

Pendidikan uar sekolah yang diselengarakan PP Nur El FaLah adalah taman pendidikan Al-Qur’an ( TPA ) dan Madrasah Diniyah.

3. Kegiatan Ektra Kurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler di PP in berupa : Muhadloroh, Pramuka, Kesenian, Paskibra, yang tak kalah pentingnya dalam muhadloroh menggunakan 3 bahasa ( Arab, Inggris dan Indonesia ) juga kajian kitab kuning yang harus diikuti oleh semua santri yang mukim.

4. Ciri khas

Ciri khas di PP in adalah :

- Menerapkan program pesantren dalm kurikuum sekolah disemua tingkatan disamping kurikulum standar negeri.

- Di luar jam sekolah santri mengikuti program : Qiroatul Qur’an, Tahfidz Juz ‘Amma, Pengajian Kitab-Kitab : Tauhid, Tafsir Hadits, Akhlaq, Fiqh, Nahwu, Sorof dan lain-lain.

- Santri dibina menguasai Bahasa Arab dan Inggris dalam berpidato dan komunikasi di Pondok ( Asrama ).

F.Santri, Kiyai, dan Ustadz / Guru

Jumlah Ustadz atau guru yang aktif di lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat MI sampai Perguruan Tinggi terdiri dari 96 orang, terdiri dari 50 guru perempuan, 46 guru laki-laki. Latar belakang pendidikan rata-rata Sarjana Strata 1 ( S.1) dan S.2 serta ada Diploma 3 ( D3 ) status guru ( PNS ) danmerupakan bantuan dari Depag 6 Orang dari Depdiknas 1 orang sisanya 89 orang merupakan guru atau dosen honorer dan guru tetap Yayasan.

Para Ustadz atau guru yang menjadi tenaga kependidikan di Lembaga-lemabaga yang dikelola Yayasan PP Nur El Falah berasal dari Serang, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Cilegon, Lampung, dan dari Petir sendiri.

Jumlah santri keseluruhan adalah 1.467 Orang dai jumlah santri yang ada klasifikasi santri mukim hanya 275 orang, selebihnya ( 1.192 orang ) adalah “Santri Kalong” umumnya santri Kalong adalah anak-anak desa sekitar PP. Yang karena kedekatan tempat tnggalnya, tidak memerlukan tinggal di PP. Adapun santri mukim yang datang dari : Serang, Jabotabek, Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau dan dari Banten sendiri.

G.Sarana dan Prasarana

Diatas tanah wakaf 4.423 M2 dibangun gedung sesuai tempat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di Sekolah, Pondok, Asrama, Kantor TU, Kantor Yayasan, Perpustakaan, Laboratorium, Koperasi, Wartel, Majlis Ta’lim, Masjid, Kamar Mandi, WC, Dapur, Ruang Makan, Kantor BP, Kantor OSIS, Ruang komputer, Kantin dan Mushollah, serta perumaahn Ustadz atau Guru yang tinggal di sekitar kompleks atau pesantren.

Adapun rumah tinggal pengasuh berada disamping kompleks pesantren dan di depan kompleks PP. Dengan demikian kontrol setiap saat dapat dilaksanakan terhadap santri yang tinggal di PP.

Untuk memenuhikebutuhan lokal seiring bertambanya jumlah siswa / santri sekarang sudah dibangun gedung untuk lokal kelas berlantai 2, namun untuk kebutuhan akan perumahan Ustadz / guru sedang dipikirkan perluasan kompleks dengan membeli tanah yang ada dibelakang kompleks PP.

Sarana lain yang juga diadakan oleh PP adalah untuk kebutuhan olah raga santri, yaitu lapangan sepak bola, tenis meja, bulu tangkis, volly dan alat kesenian. Semua itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan para santri dalam rangka mengembangkan bakat, keahlian dan kreatifitas. Dengan bakat tersebut, diharapkan santri tidak canggung dalam pergaulan di masyarakat.

H.Sumber Dana

Sesuai dengan langkah-langkah organisasi yang ada dalam struktur Yayasan, bahwa penggalian dana melalui berbagai upaya yaitu : yaitu antara lain sumbagn yang tidak mengikat dan para donatur, baik peroranga, organisasi mapun institusi swasta dan pemerintah.

Sumbangan-sumbangantesebut berbentuk hibbah, wasiat, wakaf, infaq idan berupa barang bergerak maupun tidak bergerak juga dapat diperoleh dari usaha-usaha yang halal dan syah yang dikelola oleh Yayasan seperti koperasi, wartel, toko atau usaha dibidang konsultasi dan sebagainya.

Dana yang secara rutin diperoleh adalah dari para santri, baik berupa SPP, uang pondok dan asrama uang makan, cuci, organisasi perpustakaan , kesenian, kesehatan dan pemeliharaan sarana olah raga. Bagi santri baru, dikenakan uang pendaftaran ulang, sumbangan pembangunan dan sumbangan pengembangan PP.

Oleh karena itu, dengan penerimaan santri baru untuk setiap tahun, dapat diharapkan terkumul dana bagi pembangunan sarana fisik dan perluasan kompleks PP.

Usaha pengembangan sumber dana yang belum dapat dilakukan oleh pesantren adalah kemungkinan kerjasama dengan instansi atau lembaga lain baik swasta maupun pemerintah untuk melakukan program pengembangan ekonomi masyarakat. Program tersebut dapat berupa stimulan bagi pengembangan potensi ekonomi yang ada di masyarakat sekitar PP. Di sisi lain, pesantren akan mendapatkan manfaat dari kemungkinan selisih harga jual produk yang dihasilkan dari program tersebut.

Usaha lain yang juga menjadi pemikiran dari Yayasan adalah pengadaan dana abadi yang dapat diguanakna sebagai jaminan kelangsungan pengembangan dan peningkatan kwalitas pendidikan yang ada di PP. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja keras dari fugsionaris Yayasan untuk mencari terobosan-terobosan ke arah tersebut.

I.Program Pengembangan

Berbicara program pengembangan, kita kembali kepada keadaan yang dihadapi PP, dalam pengadaan dana. Perluasan dan pembangunan kompleks PP terhambat karena lahan yan gtersedia terbatas. Untuk perluasan dibutuhkan dana untuk pembebasan tanah demikian pula untuk membangun sarana yang lain.

Sedangkan untuk pengembangan sumber daya manusia, di Yayasan PP in ipun menyediakan Perguruan Tinggi Islam bagi masyarakat sekitar yang akan anak-anaknya melanjutkan kembali. Disamping itu, para Ustadz / guru di PP ini juga bila ada kesempatan test dari suatu instansi untuk belajar ke luar negeri atau dalam negeri selalu diikutinya.

Adapun yang dapat dilakukan bersama masyarakat dalam bentuk pengembangan belum banyak dilakuakan. Kecuali upaya menumbuh kembangkan kehidupan keagamaan melalui kelompok majlis ta’lim dan kegiatan keagamaan yang lain yang ada di masyarakat.

Sementara itu PP mengupayakan bentuk kegiatan sosial, yaitu membina anak-anak yatim dan kurang mampu dengan mengikuti kegiatan di PP tanpa dipungut biaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar