⧭⧬
PROFIL YAYASAN PONDOK PESANTREN NUR EL FALAH
A. Letak Geografis
Yayasan Pondok Pesantren Nur el falah terletak di kampung Kubang Desa Kubang Jaya
Kecamatan Petir Kabupaten Serang Provinsi Banten. Jarak dari kota
Serang 20 Km arah selatan atau di Jl. K.H. Abdul Kabier Km. 2 Kubang
Petir Serang. Nama jalan itu diambil dari nama pendiri Pondok Pesantren
Nur El Falah yaitu K.H. Abdul Kabier.
B. Sejarah Pendirian
Yayasan Pondok Pesantren Nur El Falah Kubang berawal dari sebuah Pondok Pesantren yang berdiri sejak thun 1943 M, K.H. Abdul Kabier sebagai pendirinya pada saat itu belum memberi nama Nur El Falah. Nama Yayasan Pondok Pesantren Nur
El Falah adalah nama terbaru yang terdaftar dengan akte notaris nomor.4
tanggal 6 Nopember 1989. sebelum bernama Nur El Falah pada tahun 1970,
bernama Nuril Falah, sebelum bernama Nuril falah Yayasan ini juga pada
tahun 1968 bernama Yayasan Pendidikan Islam Ahlussunah Wal Jama\ah
pergantian nama-nama tersebut terjadi karena sering salah alamat dalam
pengiriman surat karena banyaknya Madrasah yang mempunyai nama sama.
Namun
sebenarnya pada awal pendirian pondok ini tidak diberi nama, oleh
karena itu disebut Pesantren Kubang saja atau pesantren K.H. Abdul
Kabier.
Hal-hal yang melatar belakangi didrikannya Pondok Pesantren karena di Desa Kubang Jaya
pada saat itu, belum ada suatu lembaga yang memberi pengajaran agama
kepada masyarakat, sehingga pengetahuan keagamaan yang dimiliki
masyarakat pada saat itu sangat rendah dan awam, sehingga dapa
menimbulkan kemunkaratan.
Masyarakat Desa Kubang Jaya yang saat itu masih menyatu dengan Desa Kadugenep
menyambut baik langkah K.H. Abdul Kabier, terutama dengan mengikuti
kegiatan keagamaan yang mulai diadakan di PP. Anak-anak mulai disuruh
belajar keagamaan bahkan orangtuanyapun ikut mendengarkan saat anak-anak
belajar agama. Atas dukungan tersebut perjalanan pendidikan di PP terus
berjalan.
Selang
enam tahun perjalanan pengajaran agama di PP Nur El Falah , musibah
datang menimpa, yaitu PP Nur El Falah dihancurkan leh pemerintahan
Kolonial Belanda pada tahun 1984. alasan penghancuran itu adalah bahwa
PP dipandang sebagai tempat menghimpun kekuatan bangsa Indonesia untuk
melakukan perlawanan kepada pemerintahan Belanda.
Alasan
pemerintahan kolonial Belanda yang demikian dipandang oleh pemimpin PP
Nur El Falah Kubang sebagai sesuatu yang tidak benar. Karena masyarakat
kampung Kubang ( Desa Kubang Jaya
) tergolong orang-orang yang tidak mengerti politik perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada saat itu masyarakat desa umumnya buta
huruf, tidak mampu tulis baca
huruf, melalui pengajaran di PP barula mulai diperkealkan huruf arab dan
cara-cara membacanya. Pada umumnya tulisan, menggunakan huruf Arab,
walaupun bahaa yang digunakan adalah Sunda atau Jawa dan Melayu.
Sedangkan mengenal huruf latinpun di PP belum dikenalkan pada saat itu.
Kehidupan
masyarakat sehari-hari adala bekerja sebagai petani dengan ukuran hidup
yang sederhana. Hasil dari usaha tani digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup lainnya. Tak terpenuhi dari hasil perolehan sebagai
petani saja, sehingga banyak waktu luang itu digunakan untuk berkumpul
dengan keluarga.
Kebiasaan
itulah yang ikut membantu terlaksananya partisipas masyarakat dalam
kegiatan keagamaan yang dilakukan PP Nur El Falah tertama pada saat awal
berdiri.
C.Keadaan Masyarakat Sekitar Pondok Pesantren.
Dulu
kehidupan masyarakat desa Kubang belum maju, tapi sekarang desa Kubang
sudah cukup ramai dan mudah dijangkau terutama dengan menggunakan
kendaraan roda empat. Sarana jalan yang sudah baik, penerangan yang
sudah masuk serta alat komunikasi yang sudahmemasyarakat.
Ciri kehidupan masyarakat desa masih cukup nampak dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari. “ kumpul – kumpul “ di warung, dimana
antar warga masih dapat dsaling embicarakan segala hal, masih mewarnai
kehidupan masyarakat. Mulai dari masalah pertanian, perdagangan sampai
masalah politik keagamaan, sering terdengar dalam obrolan mereka. Namun,
yang dapat ditangkap dari gejala tersebut adalah bawa interaksi anta
warga masyarakat desa masih menunjukkan hubungan yang akrab. Yaitu
saling kenal-mengenal dan saling mempedulikan ketika membahas suatu
permasalahan.
Hal
serupa dapat diketahui dalam kehiduan keagamaan, misalnmnya : saat
diadakan pengajian di Masjid atau di rumah penduduk. Setelah selesai
pengajian mereka saling tukar pengalaman selagi mengobrol masalah yang
lainnya. Kehidupan keagamaaan masyarakat kampung Kubang saat ini dapat
dikatakan cukup meningkat, bai secara kwantitatif maupun kwalitatif.
Paling tidak dapat diketahui dari julah kelompok pengajian yang ada,
bakik ibu-ibu maupun untuk bapak-bapak, remaja dan anak-anak yang hampir
di setaip musholla / langgar, masjid dan tngkat rukun warga ( RW )
dapat dijumpai.
Dalam
kehidupan politik, masyarakat desa masih kurang peduli. Masalah ini
umumnya masyarakat desa tidak peduli kecuali beberapa tokoh yang memang
kegiatan politik tujuannya namun itu semua dilakukan ntuk masyarakat
juga. Jadi dalam kehidupan politik mengikuti pilihan tkoh panutannya.
Sedangkan
dalam kehidupan ekonomi, justru menunjukkan perkembangan yang cukup
pesat. Pertanian yang dahulu merupakan sektor andalan, kini hampir
tergeser denga nbertani yang tadah hujan, banyak mengalami kerugian,
sehingga tidak jarang petani yang tidak mampu mengembalikan kredit yang
dipinjam dari Bank. Sehinga dengan melihat masaah yang diatas tadi,
akhirnya petani beralih profesi ke sektor perdagangan, karena didukung
transfortasi dan jalan yang sudah memadai.
D.Organisasi Kelembagaan
Sebagaimana
disebutkan di atas, bahwa PP ini pernah dihancrkan Belanda, tetapi
akhirnya PP ini dibangun kemabali tahun 1950 dalm bentuk Madrasah (
sistem Klasikal ) dan bukan lagi sistem salafi, seperti pada saat pertama kali PP in berdiri. Namun beliau pada saat itu ditugaskan wedana, kemudian diangkat sebagai anggta konstituante dari
fraksi Nadotul Ulama ( NU ), waktu itu selama 3 tahun samapai 05 Juli
1959. selanjutnya beliau ditugaskan menteri Agama sebagai pejabat tinggi
di Direktorat Urusan Agama di departemen Pusat Jakarta.
Walaupn
beliau telah diminta oleh Residen Basarah dan Bupati Ainam untuk tetap
menjabat sebagai Wedana, tetapi beliau lebih memilih untuk ditugaskan
dan diperbantukan sebagai pendidik di Madrasah Mualimin Kubang Petir
dengan dukunga |istri belaiu, yang kemudian menjadi awal dilanjtkannya
kembali Pondok Pesantren Nur El Falah hingga saat ini.
Hal
ini membuktikan integritas beliau melihat bidang pendidkan pesantren
sebagai sarana kebaikan dan alat perjuangan lembmaga Formal yang beliau
dirikan seperti :
- Perguraun Menengah Islam, Muallimin 6 tahun didirikan tahun 1950.
- Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Kubang ( 1965 ) yang kemudian menjadi MIS
- Sekolah Tinggi Ushuluddin cabang Jakarta ( 1969 )
Namun,
kemudian tahun 1980 jenjang pendidikan ini berubah menjadi Madrasah
Tsanawiyah dan Aliyah, tahun 1986 dibuka tingkat SLTP dan SLTA kemudian
tahun 2002 didirikanlah perguruan tinggi dengan mengambil nama pendiri
PP yaitu STAIKHA ( Sekolah Tinggi Agama Islam K.H. Abdul Kabier ).
Kesemuanya itu didasarkan atas pemenuhan kebutuhan masyarakat yang akan
pemenuhan pendidikan bagi anak-anaknya.
Kelembagaan
yang ada di PP Nur El Falah dikelola leh sbuah badan hukum berbentuk
Yayasan “ Nur El Falah “ yang dimulai sejak tanggal 2 Nopember 1968
namanya saat itu adalah yayasan Pendidikan Islam Ahlussunah Wal jamaah
Nuril Falah, yangpendirinya terdir dari 12 orang yang antara lain K.H.
Abdul Kabier sendiri. Dan pada tanggal 06 Nopember 1989, Yayasan berubah
menjadi “ Nur El Falah “ yang tercatat dalam akta Notaris No. 4 Nyonya
Machmudah Rijanto, SH. Dimana Ketua Yayasan dipegang oleh : K.H. Ito
Athoillah Kabier, BA. Sedang untuk Pondok Pesantrennya sendiri dipimpin
oleh K.H. Idy Faridy Hakim, LML.
Organsasi Yayasan Nur El Falah sebgai berikut :
Dewan Penasehat, yang berangotakan 5 Orang
Badan pendiri, beranggotakan 5 orang
badan pengawas bidang pembangunan, bidang keuangan dan pendidikan
badan penelitian dan pengemabnagan hukum, kurikulum, ketenagaan dan promosi sekolah.
pengurus
harian terdiri dari Ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara,
unit pembinaan lembaga-lembaga pendidikan, unti pemeliharaan dan
pengadaan eralatan pendidikan dan sarana sekolah, unit sosial, dan
unit usaha produksi.
E.Kegiatan Pendidikan
1. Pendidian Sekolah dan Perguruan Tinggi
Pendidikan
di PP Nur El Falah dikembangkan sesuai dengan keadaan dan tuntutan
masyaakat, sehingga di PP ini terdapat jenjang pendidikan dari MI, MTs,
SMP, MA, SMA, SMK sampai Perguruan Tinggi. Namun SLTP dan SMA di PP ini
diguanakn kurikulm Depdiknas dan Depag ( Perpaduan, agar anak dapat
dibekali dengan nilai-nilai religius sehingga menjadi anak yang kita
harapkan.)
2. Pendidkan luar sekolah
Pendidikan uar sekolah yang diselengarakan PP Nur El FaLah adalah taman pendidikan Al-Qur’an ( TPA ) dan Madrasah Diniyah.
3. Kegiatan Ektra Kurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler di PP in
berupa : Muhadloroh, Pramuka, Kesenian, Paskibra, yang tak kalah
pentingnya dalam muhadloroh menggunakan 3 bahasa ( Arab, Inggris dan
Indonesia ) juga kajian kitab kuning yang harus diikuti oleh semua
santri yang mukim.
4. Ciri khas
Ciri khas di PP in adalah :
- Menerapkan program pesantren dalm kurikuum sekolah disemua tingkatan disamping kurikulum standar negeri.
- Di
luar jam sekolah santri mengikuti program : Qiroatul Qur’an, Tahfidz
Juz ‘Amma, Pengajian Kitab-Kitab : Tauhid, Tafsir Hadits, Akhlaq, Fiqh,
Nahwu, Sorof dan lain-lain.
- Santri dibina menguasai Bahasa Arab dan Inggris dalam berpidato dan komunikasi di Pondok ( Asrama ).
F.Santri, Kiyai, dan Ustadz / Guru
Jumlah
Ustadz atau guru yang aktif di lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat
MI sampai Perguruan Tinggi terdiri dari 96 orang, terdiri dari 50 guru
perempuan, 46 guru laki-laki. Latar belakang pendidikan rata-rata
Sarjana Strata 1 ( S.1) dan S.2 serta ada Diploma 3 ( D3 ) status guru (
PNS ) danmerupakan bantuan dari Depag 6 Orang dari Depdiknas 1 orang
sisanya 89 orang merupakan guru atau dosen honorer dan guru tetap
Yayasan.
Para
Ustadz atau guru yang menjadi tenaga kependidikan di Lembaga-lemabaga
yang dikelola Yayasan PP Nur El Falah berasal dari Serang, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Cilegon, Lampung, dan dari Petir sendiri.
Jumlah
santri keseluruhan adalah 1.467 Orang dai jumlah santri yang ada
klasifikasi santri mukim hanya 275 orang, selebihnya ( 1.192 orang )
adalah “Santri Kalong” umumnya
santri Kalong adalah anak-anak desa sekitar PP. Yang karena kedekatan
tempat tnggalnya, tidak memerlukan tinggal di PP. Adapun santri mukim
yang datang dari : Serang, Jabotabek, Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Riau dan dari Banten sendiri.
G.Sarana dan Prasarana
Diatas tanah wakaf 4.423 M2 dibangun
gedung sesuai tempat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di Sekolah,
Pondok, Asrama, Kantor TU, Kantor Yayasan, Perpustakaan, Laboratorium,
Koperasi, Wartel, Majlis Ta’lim, Masjid, Kamar Mandi, WC, Dapur, Ruang
Makan, Kantor BP, Kantor OSIS, Ruang komputer, Kantin dan Mushollah,
serta perumaahn Ustadz atau Guru yang tinggal di sekitar kompleks atau
pesantren.
Adapun
rumah tinggal pengasuh berada disamping kompleks pesantren dan di depan
kompleks PP. Dengan demikian kontrol setiap saat dapat dilaksanakan
terhadap santri yang tinggal di PP.
Untuk
memenuhikebutuhan lokal seiring bertambanya jumlah siswa / santri
sekarang sudah dibangun gedung untuk lokal kelas berlantai 2, namun
untuk kebutuhan akan perumahan Ustadz / guru sedang dipikirkan perluasan
kompleks dengan membeli tanah yang ada dibelakang kompleks PP.
Sarana
lain yang juga diadakan oleh PP adalah untuk kebutuhan olah raga
santri, yaitu lapangan sepak bola, tenis meja, bulu tangkis, volly dan
alat kesenian. Semua itu
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan para santri dalam rangka
mengembangkan bakat, keahlian dan kreatifitas. Dengan bakat tersebut,
diharapkan santri tidak canggung dalam pergaulan di masyarakat.
H.Sumber Dana
Sesuai
dengan langkah-langkah organisasi yang ada dalam struktur Yayasan,
bahwa penggalian dana melalui berbagai upaya yaitu : yaitu antara lain
sumbagn yang tidak mengikat dan para donatur, baik peroranga, organisasi
mapun institusi swasta dan pemerintah.
Sumbangan-sumbangantesebut
berbentuk hibbah, wasiat, wakaf, infaq idan berupa barang bergerak
maupun tidak bergerak juga dapat diperoleh dari usaha-usaha yang halal
dan syah yang dikelola oleh Yayasan seperti koperasi, wartel, toko atau
usaha dibidang konsultasi dan sebagainya.
Dana
yang secara rutin diperoleh adalah dari para santri, baik berupa SPP,
uang pondok dan asrama uang makan, cuci, organisasi perpustakaan ,
kesenian, kesehatan dan pemeliharaan sarana olah raga. Bagi santri baru,
dikenakan uang pendaftaran ulang, sumbangan pembangunan dan sumbangan
pengembangan PP.
Oleh
karena itu, dengan penerimaan santri baru untuk setiap tahun, dapat
diharapkan terkumul dana bagi pembangunan sarana fisik dan perluasan
kompleks PP.
Usaha
pengembangan sumber dana yang belum dapat dilakukan oleh pesantren
adalah kemungkinan kerjasama dengan instansi atau lembaga lain baik
swasta maupun pemerintah untuk melakukan program pengembangan ekonomi
masyarakat. Program tersebut dapat berupa stimulan bagi pengembangan
potensi ekonomi yang ada di masyarakat sekitar PP. Di sisi lain,
pesantren akan mendapatkan manfaat dari kemungkinan selisih harga jual
produk yang dihasilkan dari program tersebut.
Usaha
lain yang juga menjadi pemikiran dari Yayasan adalah pengadaan dana
abadi yang dapat diguanakna sebagai jaminan kelangsungan pengembangan
dan peningkatan kwalitas pendidikan yang ada di PP. Oleh karena itu,
dibutuhkan kerja keras dari fugsionaris Yayasan untuk mencari
terobosan-terobosan ke arah tersebut.
I.Program Pengembangan
Berbicara
program pengembangan, kita kembali kepada keadaan yang dihadapi PP,
dalam pengadaan dana. Perluasan dan pembangunan kompleks PP terhambat
karena lahan yan gtersedia terbatas. Untuk perluasan dibutuhkan dana
untuk pembebasan tanah demikian pula untuk membangun sarana yang lain.
Sedangkan
untuk pengembangan sumber daya manusia, di Yayasan PP in ipun
menyediakan Perguruan Tinggi Islam bagi masyarakat sekitar yang akan
anak-anaknya melanjutkan kembali. Disamping itu, para Ustadz / guru di
PP ini juga bila ada kesempatan test dari suatu instansi untuk belajar ke luar negeri atau dalam negeri selalu diikutinya.
Adapun
yang dapat dilakukan bersama masyarakat dalam bentuk pengembangan belum
banyak dilakuakan. Kecuali upaya menumbuh kembangkan kehidupan
keagamaan melalui kelompok majlis ta’lim dan kegiatan keagamaan yang
lain yang ada di masyarakat.
Sementara
itu PP mengupayakan bentuk kegiatan sosial, yaitu membina anak-anak
yatim dan kurang mampu dengan mengikuti kegiatan di PP tanpa dipungut
biaya.